1. Bajaj sangat bising dan asapnya seperti kebakaran, berdiri dibelakang bajaj bisa merupakan salah satu musibah.
2.  Bajaj suka menikung sembarangan, dan gawatnya secara tiba-tiba,  konon   tikungan mautnya hanya diketahui oleh Tuhan dan sang supirnya  sendiri.
3.  Jangan pernah menawar harga bajaj lebih rendah dari tawaran  pertama   si abang, apalagi kalau harus sampai Tarik urat karena Cuma  beda   1000perak, sekali lagi jangan. Pecinta fast to furious mungkin  akan   senang melihatnya, tapi sebagai penumpang, nyawa sebagai  taruhannya, si   abang akan ngebut sekencang bajaj dekilnya bisa dipacu  dan selipan  juga  tikungannya lebh dahsyat daripada biasanya. Si abang  tidak akan   segan-segan berputar 180 derajat demi memuaskan hasratnya  karena gagal   dalam tawar menawar.
4. Percayalah, 90 dari 100 orang yang naik bajaj terjadi karena keadaan terpaksa.
5. Tarif bajaj kadang-kadang sangat tidak masuk akal, beda-beda tipis dengan argo taksi.
6.  Terlalu sering merasakan getaran didalam bajaj bisa menyebabkan    iritasi permanen pada bagian selangkangan dan gerak tubuh tidak lagi    seimbang, selain itu mendengar bunyi angin ribut knalpotnya selama 10    menit sama efeknya dengan 100 menit ketika anda dugem.
7.  Percaya tidak percaya, tikungan dan rem bajaj bisa kita lakukan    dengan satu sentuhan (dinamakan teknologi one touch), caranya, tepak    pundak si abang.
8.  Bajaj ada beberapa tipe, tipe bajaj paling bengal dinamakan ‘Bajaj    Sporty’, perbedaannya bisa dilihat dari pantat bajaj yang lebih  menukik   daripada bajaj orisinil. Tipe bajaj seperti ini yang harus di  hindari   para biker jika dalam keadaan hujan atau becek.
9.  Bajaj tidak peduli jalanan macet karenanya dan juga keadaan    penumpangnya, yang penting selagi bajajnya mampu masuk dalam celah    sempit bahkan sedikit miring asalkan bisa dilewati ia akan terus    mencobanya, hal ini yang paling sangat mengesalkan para biker dan    pengendara lainnya, karena seringkali bajaj menutupi jalan yang    seharusnya bisa dilewati para biker.
10. Bajaj menaruh dendam kepada kancil, seperti bus kota benci kepada busway.
















 
 











